Kesehatan

Kadinkes Mimika Pastikan Stok Obat Malaria Cukup

Avatar
214
×

Kadinkes Mimika Pastikan Stok Obat Malaria Cukup

Sebarkan artikel ini

MIMIKA|LINTASTIMOR.COM]-Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Pastikan stok obat malaria cukup dan aman. Obat malaria yang tersedia saat ini hanya dibagikan ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) milik Pemerintah dan Faskes milik TNI, Polri.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold R. Ubra kepada Wartawan di Timika menjelaskan obat malaria yang ada dan dikelola Dinas Kesehatan sampai akhir Mei 2023 cukup dan masih tersedia. Ketersediaan Obat malaria merupakan program nasional dari Kementerian Kesehatan, melalui Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

“Stok obat malaria yang dikelola Dinas Kesehatan untuk tahun 2023 sampai hari ini cukup. Kami Dinkes mengelola obat malaria yaitu program Nasional yang diperoleh langsung dari Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Papua,” kata Reynold.

Reynold menambahkan, kebutuhan obat malaria rata-rata per tahun kurang lebih sebanyak tiga juta butir. Sampai saat ini Dinkes masih memperoleh.

Reynold menjelaskan, sejak tahun lalu terjadi kekosongan obat malaria, maka langkah-langkah yang diambil salah satunya adalah mendistribusikan obat malaria tidak hanya di fasilitas kesehatan milik Pemerintah seperti Puskesmas, Rumah Sakit, tetapi juga Klinik-Klinik Swasta yang bekerjasama dengan BPJS.

“Pada bulan September, dari Kemenkes melalui Dinkes Provinsi Papua bisa memastikan bahwa Obat malaria yang dikenal obat biru tersedia, maka Dinkes lakukan evaluasi. Yang sudah kami evaluasi yaitu fasilitas kesehatan yang dikelola oleh TNI, Polri. Satuan tugas yang ada di Mimika ini juga menjadi perhatian dari Pemerintah Daerah,” lanjut Reynold.

Ketersediaan obat malaria perencanaan dihitung berdasarkan jumlah kasus. Lebih kurang pertahun presentasi malaria di Mimika antara 36 hingga 40 persen. Sehingga perencanaan berdasarkan jumlah kasus dan fariabel lain seperti pemeriksaan malaria secara masal ataupun unsur satuan tugas yang akan datang ke Timika dan yang terpenting adalah bagaimana Ketepatan dalam diagnosa. Karena salah diagnosa maka perencanaan pun akan salah.

Selanjutnya Ketepatan dalam pemberian obat malaria berdasarkan jenis parasit malaria. Edukasi kepatuhan juga sangat penting.

“Pencegahan yang paling penting adalah upaya pengendalian malaria melalui bagaimana menjaga lingkungan yang bersih, menghindari gigitan nyamuk, itu yang paling utama,” tambah Reynold.

Dinkes tentu melihat empat variabel ini sebagai suatu perencanaan untuk menyusun kebutuhan obat sampai pada distribusi serta mencatat dan melapor.

Kondisi saat ini penyebab malaria tertinggi di Mimika hanya dua yaitu pertama dan paling utama adalah lingkungan.

“Sarang nyamuk yang banyak akhirnya hari ini penyakit bersumber dari fektor nyamuk itu menjadi beban ganda buat kami, terutama di Puskesmas. Pertama malaria dan DBD yang dalam dua minggu ini tinggi,” tegasnya.

Reynold menegaskan pertama, mengobati bukan cara yang paling ampuh. Tetapi mengendalikan lingkungan dan menghindari gigitan nyamuk itulah yang paling utama. Kedua adalah isu kepatuhan pengobatan obat malaria sampai tuntas.

Dinkes telah lakukan deteksi dan pengobatan sesuai protokol Kesehatan. Selanjutnya diseluruh fasilitas kesehatan baik itu Pemerintah maupun Swasta wajib memberikan Edukasi. Evaluasi untuk menentukan jenis parasit malaria dan terpenting bagaimana pembiayaan nya.

Dalam beberapa bulan terakhir, obat malaria yang ada di instalasi farmasi Kabupaten, Dinkes fokuskan dan prioritaskan di Puskesmas, Rumah Sakit dan satuan TNI, Polri. Sementara di Klinik Swasta, karena obat malaria hari ini sebenarnya yang tersedia di Faskes swasta bisa mengadakan secara mandiri.

(MW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *